Pengaruh
manajemen pendidikan terhadap mutu pendidikan
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya memiliki organisasi dan manajemen
yang baik agar tujuan pendidikan formal ini dapat tercapai seperti yang telah
digariskan dalam Undang Undang Dasar 1945. hal ini tidak akan terlepas dari
manajemen.
Manajemen
pendidikan mempunyai pengertian bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kerja sama dalam menyelenggarakan pendidikan harus dibina sehingga
semua yang terlibat dalam urusan sekolah tersebut dapat mencapai tujuan
pendidikan tersebut.
Sebuah
institusi agar dapat mewujudkan visi dan misinya harus memiliki manajemen yang
dilakukan secara berkesinambungan untuk menghadapi tantangan globalisasi serta
menjawab kebutuhan masyarkat akan pendidikan yang bermutu.
Manajemen
sering disalah artikan dalam pengertian yang sangat sempit yaitu hanya sebatas
kegiatan tata usaha yang intinya kegiatan rutinnya adalah mencatat, dokumentasi
dan surat menyurat. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuannyang secara sistematik berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut
Follet, karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur
orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi, karena manajemen
dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para
profesional dituntut oleh siatu kode etik.
Dalam
penelitian artikel ini diungkapkan bentuk manajaemen pendidikan dilingkungan
institusi pendidikan dasar. Juga diungkapkan penerapan manajemen terhadap
profesionalisme seorang kepala sekolah dalam menghadapi tantangan, masalah dan
peluang yang terkait dengan dunia pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap upaya peningkatan
profesioanalisme kepala sekolah. Tertatanya manajemen dalam sebuah institusi
pendidikan akan meningkatkan profesionallisme kepala sekolah dan meningkatkan
kinerja guru.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini berfokus kepada mengungkap peranan manajemen dalam pengembangan profesionalisme
kepala sekolah, yang meliputi manajemen pendidikan mulai dari perencanaan
sampai dengan pengembangan dan peranannya dalam pengembangan profesionalisme
kepala sekolah. Untuk mengungkapkan secara rinci dan mendalam permasalahan
tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian
ini dirancang dengan menggunakan penelitian studi kasus dengan model studi
kasus observasi. Data yang digunakan dalam artikel ini adalah hasil dari
pengalaman dan pengamatan penulis yang selama ini adalah guru disebuah
institusi pendidikan.
Hasil
dan Pembahasan
Dalam
operasionalnya di sekolah, manajemen pendidikan dapat dilihat sebagai
gugusan-gugusan tertentu. Gugusan gugusan ini selanjutnya disebut sebagai
manajemen pendidikan.
Bidang bidang manajemen pendidikan dalam
beberapa sumber terdapat beberapa perbedaan pendapat. Secara singkat penulis
kutipkan sebagai berikut:
1. Dr.
Hadari Nawawi (Gunung Agung, 1981):
Disebutnya
sebagai manajemen operatif (management of oprative function). Kegiatannya meliputi:
a. tata
usaha
b. perbekalan
c. kepegawaian
d. keuangan
e. hubungan
masyarakat (humas)
2. Drs.
Edi Suardi ( Proyek Paket Buku Depdikbud, 1982).
Kegiatan
manajemen sekolah meliputi:
a. tatalaksana
kurikulum
b. tatalaksana
murid
c. tatalaksana
umum
d. tatalaksana
keuangan
e. tatalaksana
personel
f. tatalaksana
sarana material
g. komunikasi
intern dan ekstern
3. Direktorat
Sarana Pendidikan
Dalam
buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Sekolah Menengah, ruang lingkup manajemen
sekolah meliputi:
a. program
pengajaran
b. murid/
siswa
c. epegawaian
d. keuangan
e. perlengkapan
f. surat
menyurat
g. perpustakaan
h. pembinaan
kesiswaan
i. hubungan
sekolah dengan masyarakat
Dari
beberapa sumber dan pendapat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan yang
relevan dengan yang dimaksud dengan manajemen pendidikan. Bidang-bidang
manajemen tersebut adalah:
a. manajemen
kurikulum
b. manajemen
kesiswaan
c. manajemen
personalia
d. manajemen
sarana pendidikan
e. manajemen
tatalaksana sekolah
f. manajemen
keuangan
g. pengorganisasian
sekolah
h. hubungan
sekolah dengan masyarakat.
Kedelapan
hal tersebut boleh dikatakan sebagai 8 komponen manajemen pendidikan disekolah.
I.
Manajemen Kurikulum
Banyak pendidik yang beranggapan bahwa
kurikulum adalah rencana pendidikan dan pengajaran atau lebih singkat lagi
disebut dengan program pendidikan.
Organisasi kurikulum adalah pola atau
bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Organisasi kurikulum sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan yang
hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan ini dan cara
penyampaian pelajaran berbeda pula (Prof.Dr. Nasution, 80).
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
Kurikulum
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut.
a.
Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b.
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c.
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
e.
Menyeluruh dan
berkesinambungan
Substansi
kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan.
f.
Belajar sepanjang hayat
Kurikulum
diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
g.
Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah
Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Manajemen kurikulum belum terealisasi
sepenuhnya di sekolah dasar karena masih banyak kepala sekolah dan guru yang
belum memahami kurikulum khususnya kurikulum tingkat satuan pendidikan. Masih
banyak guru yang belum memiliki manajemen kurikulum seperti program tahunan,
program semester, silabus, dan rpp.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kepala
sekolah dan guru tidak memahami manajemen kurikulum antara lain:
1. pendidikan
kepala sekolah yang masih rendah, rata-rata tamatan SPG
2. kurangnya
sosialisasi tentang kurikulum dari pihak terkait
3. pengangkatan
kepala sekolah tidak sesuai dengan porsinya
4. sudah
terbiasa dengan metode konvensional
Keadaan ini sangat menyedihkan karena
akan mengurangi mutu pendidikan itu sendiri, sehingga nantinya dapat mengurangi
kepercayaan pelanggan dalam hal ini orangtua siswa terhadap pendidikan.
II.
Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan menunjuk kepada
pengelolaan atau kegiatan yang berhubungan dengan siswa semenjak dari
penerimaan siswa baru sampai dengan kelulusan siswa tersebut. Ada beberapa
manajemen kesiswaan yaitu:
a. Penerimaan
siswa baru
Menurut Drs. Ismed Syarief Cs.
(1976:25-30) langkah-langkah penerimaan siswa baru pada garis besarnya adalah
sebagai berikut:
1.
membentuk panitia penerimaan siswa baru
2.
menentukan syarat pendaftaran siswa baru
3.
menyediakan formulir pendaftaran
4.
pengumuman pendaftaran siswa baru
5.
menyediakan buku pendaftaran
6.
waktu pendaftaran
7.
penentuan siswa yang diterima
b. Pencatatan
murid dalam buku induk
Siswa yang baru diterima di sebuah sekolah
segera dicatat dalam buku besar yang biasa disebut dengan buku induk atau buku
pokok. Buku induk merupakan kumpulan
daftar nama siswa sepanjang masa dari sekolah tersebut.
Disamping indentitas murid, dalam buku
induk juga berisi prestasi siswa dari tahun ke tahun selam siswa tersebut
belajar disekolah tersebut. Catatan daam buku induk harus bersih, jelas dan ini
merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang penggarapannya bisa diserahkan
kepada bagian tata usaha jika sekolah tersebut memiliki tata usaha.
Pencatatan siswa dalam buku induk
merupakan suatu bentuk pengorganisasian data siswa, sehingga pada suatu saat
siswa ataupun pihak lain memerlukan data siswa, maka tinggal melihat buku
induk.
Hal ini sangat bertentangan dengan
kenyataan dilapangan, banyak sekolah yang tidak pernah mengisi buku induk. Alasan
yang paling sering ditemukan adalah kurangnya tenaga administrasi disekolah
tersebut, sehingga perkembangan sekolah tersebut tidak dapat diukur setiap
tahunnya.
Buku induk disekolah sangat dibutuhkan
karena dengan adanya buku induk pihak sekolah atupun pihak lain yang
berkepentingan terhadap sekolah tersebut bisa melihat secara langsung
perkembangan sekolah tersebut dari tahun ke tahun.
c. Buku
klaper
Buku klaper berfungsi sebagai buku untuk
membantu buku induk yang memuat data murid yang penting-penting. Pengisiannya
dapat diambil dari buku induk. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk
memudahkan mencari data murid, karena dalam buku klaper nama siswa disusun
menurut abjad.
d. Tata
tertib sekolah
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan
kebudayaan tanggal 01 Mei 1974, No.14/U/1974, tata tertib sekolah
ialahketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan
mengandung sanksi terhadap pelanggarnya.
Siswa di sebuah sekolah berkewajiban
mentaati tata tertib sekolah yang dibuat oleh pihak sekolah karena peraturan
tersebut merupakan bagian dari sistem sekolah dan bukan sekedar sebagai
kelengkapan sekolah. Dalam prakteknya sehari-hari aturan tata tertib yang
dikeluarkan oleh pihak terkait tersebut perlu dijabarkan dan diperinci
sejelas-jelasnya dengan harapan tidak ada pengertian ganda.
Sekolah yang ingin mutu pendidikannya
meningkat maka sekolah tersebut perlu meningkatkan disiplin siswa dan tenaga
pendidiknya. Dengan disiplin yang tinggi dengan sendirinya akan terjadi
persaingan alami yaitu yang dapat bertahan adalah siswa yang memiliki disiplin
yang tinggi.
III.
Manajemen Kepegawaian
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap mutu sebuah sekolah adalah guru, karena gurulah orang yang berhadapan
langsung dengan siswa, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi agar
siswa terus menerus semangat belajar.
Kepala sekolah wajib mendayagunakan
seluruh guru secara efektif dan efesien agar tujuan pendidikan disekolah
tersebut tercapai secara optimal. Ada beberapa bentuk administrasi yang perlu
disediakan sekolah yang berhubungan dengan pegawai yang nantinya dapat
menunjang manajemen kepala sekolah dalam mengambil keputusan.
a. Daftar
personel
Daftar personel memuat identitas atau
keterangan lengkaptentang diri pegawai atau karyawan yang bersangkutan baik itu
guru maupun tenaga administratif. Data personel ini memuatidentitas pribadi dan
data kepegawaian personel tersebut. Hal ini memudahkan kepala sekolah dalam
memantau perkembangan personel yang dimilikinya.
Biasanya diruang kepala sekolah juga
terpampang daftar nama-nama personel dipapan tulis. Daftar ini lebih bersifat
sebagai daftar pembagian tugas guru, walaupun didalamnya juga terdapat
identitas pegawai yang bersngkutan.
b. Daftar
hadir
Kehadiran guru dan pegawai disebuah sekolah
adalah suatu hal yang mutlak demi keberhasilan tujuan pendidikan. Daftar hadir
guru ini bisa dijadikan sebagai alat kontrol oleh kepala sekolah, dengan
memeriksa daftar hadir guru maka kepala sekolah dapat menghitung persentase
kehadiran guru.
Dengan demikian kepala sekolah dapat
menentukan program yang akan diberikan kepada guru yang bersangkutan
berdasarkan persentase kehadiran guru yang bersangkutan. Dan yang lebih penting
lagi kepala sekolah dapat mengukur apakah alokasi waktu yang diberikan kepada
guru yang bersangkutan selama satu semester dapat dipenuhi oleh guru tersebut.
c. Daftar
konduite
Daftar konduite adalah daftar yang berisi penilaianterhadap
pegawai yang dibuat oleh pimpinan atau atasan. Kepela sekolah memiliki wewenang
untuk membuat daftar konduite.
Kepala sekolah berkewajiban untuk
membina dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan kepada guru
maupun manajemen disekolah. Kebanyakan Pegawai Negeri Sipil menganggap daftar
konduite dibuat hanya untuk dilampirkan sebagai persyaratan kenaikan pangkat.
Menurut Drs. Ismet Syarief dkk (1976:44)
ada beberapa hal yang penting untuk dinilai terhadap bawahan, yaitu:
1. Kemampuan
kerja
2. Kerajinan
3. Kepatuhan
disiplin kerja
4. Rasa
tanggung jawab terhadap tugas negara
5. Hubungan
kerja sama
6. Kelakuan
didalam dan di luar dinas
7. Prakarsa
8. Kepemimpinan
9. Pekerjaan
pada umumnya
Penilaian terhadap pegawai negeri sipil
diatur oleh pemerintah dengan nama daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan
(DP3), unsur unsur yang dinilai adalah:
1. Kesetiaan
2. Prestasi
kerja
3. Tanggung
jawab
4. Ketaatan
5. Kejujuran
6. Kerjasama
7. Prakarsa
8. Kepemimpinan
Unsur kepemimpinan disini hanya dinilai
bagi pegawai yang berpangkat pengatur muda (golongan II/a) ke atas yang
memangku suatu jabatan.
d. Usulan
kepegawaian
Pada prinsipnya suatu usul kepegawaian
merupakan penghargaan terhadap pegawai yang bersangkutan yang telah memenuhi
persyaratan tertentu (Drs. Ismed Syarief Cs. 1976:45)
Beberapa usul kepegawaian yang pokok
adalah:
1.
Usul kenaikan gaji berkala
2.
Usul kenaikan pangkat
3.
Usul pengangkatan dalam jabatan tertentu
4.
Usul atau permohonan cuti
5.
Usul pemberian pensiun
6.
Usul pemberhentian pegawai
IV.
Manajemen Tatalaksana Sekolah
Ada beberapa jenis tatalaksana sekolah
yaitu:
a. Surat
dinas dan buku agenda
Surat menyurat sekolah dilakukan dalam
rangkaian manajemen sekolah dan realisasi program sekolah dapat disebut sebagai
surat dinas. Baik surat masuk dan surat keluar harus dicatat atau
diinventarisir dan didokumentasikan disertai dengan arsip-arsip nya.
Hal-hal yanng perlu dicatat dalam agenda
surat masuk ialah:
1.
Nomor urut surat
2.
Tanggal diterima
3.
Tanggal dan nomor surat yang diterima
4.
Pihak pengirim
5.
Pokok isi surat
6.
Keterangan
Dalam
agenda surat keluar yang perlu dicatat ialah:
1.
Nomor urut surat keluar
2.
Tanggal surat keluar
3.
Alamat tujuan surat
4.
Pokok isi surat
5.
keterangan
b. buku
ekspedisi
Kegunaan buku ekspedisi adalah untuk
pembuktian bahwa sebuah surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamatnya
atau orang (petugas) yang diserahi tanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam buku ekspedisi yaitu:
a. nomor
surat
b. alamat
yang dituju
c. tanggal
penerimaan
d. tanda
tangan dan nama terang penerima
c. buku
catatan rapat sekolah (notulen)
Rapat sekolah
sering juga disebut rapat dewan guru atau rapat guru perlu dicatat baik
prosesnya maupun keputusan rapat itu sendiri. Keputusan rapat adalah landasan
berpihak dalam melaksanakan segala sesuatu disekolah.
Menurut sifatnya rapat dewan guru dapat
dibagi menjadi rapat yang bersifat rutin dan insidental. Pencatatan proses dan
keputusan rapat menggunakan sebuah buku yang disebut dengan buku notulen.
Pencatatnya disebut dengan notulis yang ditunjuk oleh pemimpin rapat.
d. Papan
pengumuman
Papan pengumuman merupakan media yang
digunakan sebagai penyampaian informasi. Pengumuman ini dapat berupa instruksi,
dan bagi guru yang sudah membacanya diwajibkan membubuhkan tanda tangan sebagai
bukti bahwa guru tersebut sudah membaca pengumuman.
e. Pemeliharaan
gedung
Pada dasarnya pemeliharaan gedung sekolah dan
sarana prasaran lainnya adalah tanggung jawab kepala sekolah. Dalam
pelaksannaannya seorang kepala sekolah boleh menunjuk kepada seorang pegawai
untuk menjaga dan mengawasi agar bangunan sekolah tersebut tetap baik dan
terawat.
Agar perwatan dan pemeliharaan gedung
dan sarana prasarana sekolah dapat berjalan dengan baik , maka perlu diadakan
pemeriksaan berjadwal. Disamping adanya juga pemeriksaan insidentil atau
tiba-tiba.
Dalam hal perbaikan gedung sarana dan
prasarana sebaiknya diatur dengan jadwal yang baik, agar tidak mengganggu
proses belajar mengajar disekolah, kecuali untuk perbaikan total.
f. Pemeliharaan
perlengkapan sekolah
Perlengkapan sekolah umumnya terdiri atas
perabot, alat peraga, alat laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan lain lain
yang memerlukan perwatan agar selalu dapat dipergunakan untuk mendukung proses
belajar mengajar. Seluruh perlengkapan sekolah ini harus diperiksa baik secara
berkala atau insidentilagar kepala sekolah dapat menentukan sikap untuk
perbaikan atau mengusulkan perbaikan kepada pihak yang berwenang.
g. Kegiatan
manajemen yang di didindingkan
Kegiatan ini adalah kegiatan pendataan yang
kemudian hasilnya dipasang atau ditempelkan pada dinding kelas maupun dinding
kantor guru atau kantor tata usaha. Berikut ini adalah beberapa hal yamg
penting untuk didindingkan yakni :
1. Data
murid untuk tahun ajaran yang berlaku
2. Susunan
pengurus OSIS periode tahun tertentu.
3. Daftar
pengurus kelas
4. Daftar
kelompok tugas (piket kelas)
5. Daftar
kelompok belajar
V.
Manajemen Sarana Pendidikan
Ditinjau dari fungsi dan peranannya dalam
menunjang proses belajar mengajar, maka saran pendidikan dibedakan menjadi 3
macam:
a. Alat
pelajaran
b. Alat
perga
c. Media
pengajaran (Dra. Suharsimi AK, 1979:9 dst)
Selanjutnya menurut beliau (1979:80)
diterangkan bahwa yang termasuk saran dan prasarana pendidikan adalah bangunan
sekolah dan perabot sekolah. Sedangkan pengertian alat peraga menurut Anwar
yasin M.Ed. yang dikutip oleh Dra. Suharsimi,Ak. (1979:11) adalah alat pembantu
pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda yang sudah memberi pengertian
kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak samapai kepada yang konkrit.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam hal sarana dan prasarana anatar lain:
1.
Bangunan gedung untuk satuan pendidikan
SD/MI memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik
2. Untuk
satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta didik
kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi ketentuan
luas minimum
3. Bangunan
gedung memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:
o koefisien
dasar bangunan maksimum 30 %;
o koefisien
lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah;
o
jarak bebas bangunan gedung yang
meliputi garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi
pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak antara
bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar
halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
4. Bangunan
gedung memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
o
Memiliki struktur yang stabil dan kukuh
sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup
dan beban muatan mati, 3 serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk
menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
o
Dilengkapi sistem proteksi pasif
dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan
petir.
Ada beberapa daftar yang sangat
diperlukan di sebuah intitusi pendidikan yaitu:
a. Daftar
pembelian perabot/ pengadaan perabot
b. Daftar
penggunaan alat perga dan lain-lain
c. Daftar
penggunaan ruang praktikum/ laboratorium
d. Daftar
distribusi buku pegangan guru/ murid
e. Kartu
barang
f. Kartu
pemeliharaan mesin-mesin kantor
g. Daftar
pengeluaran barang-barang / alat-alat pakai
h. Daftar
barang inventaris milik negara
Simpulan
dan Saran
Dalam
dunia pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas yang
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam suatu usaha mencapai
tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pengetahuan manajemen adalah untuk mengelola
institusi pendidikan tersebut agar lebih terorganisir dan transparan, sehingga
masyarakat lebih percaya.
Berbagai
kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, yang
salah satunya adalah manajemen. Pada kenyataannya selama ini dalam pengelolaan
manajemen, sekolah masih belum mampu melaksanakan dengan baik karena kurangnya
sumber daya manusia.
Untuk
itu di dalam penerapan manajemen itu sendiri diperlukan kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang efektif. Namun demikian perlu diidentifikasi faktor
penghambat perubahan dan pengembangan organisasi sekolah, misalnya apakah para
guru dan staf akan mendapat keuntungan dari penerapan manajemen tersebut.
Selain itu untuk mengukur keberhasilannya harus dilihat dari perspektif yang
lebih luas baik dari prestasi akademik maupun non akademik.
thank kak.. sangat membantu tugas kuliah kuu :)
BalasHapus