Minggu, 22 Juli 2012

PENGARUH MANAJEMEN PENDIDIKAN TERHADAP MUTU PENDIDIKAN


Pengaruh manajemen pendidikan terhadap mutu pendidikan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya memiliki organisasi dan manajemen yang baik agar tujuan pendidikan formal ini dapat tercapai seperti yang telah digariskan dalam Undang Undang Dasar 1945. hal ini tidak akan terlepas dari manajemen.
Manajemen pendidikan mempunyai pengertian bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Kerja sama dalam menyelenggarakan pendidikan harus dibina sehingga semua yang terlibat dalam urusan sekolah tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Sebuah institusi agar dapat mewujudkan visi dan misinya harus memiliki manajemen yang dilakukan secara berkesinambungan untuk menghadapi tantangan globalisasi serta menjawab kebutuhan masyarkat akan pendidikan yang bermutu.
Manajemen sering disalah artikan dalam pengertian yang sangat sempit yaitu hanya sebatas kegiatan tata usaha yang intinya kegiatan rutinnya adalah mencatat, dokumentasi dan surat menyurat. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Luther Gulick, karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuannyang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat, menurut Follet, karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi, karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntut oleh siatu kode etik.
Dalam penelitian artikel ini diungkapkan bentuk manajaemen pendidikan dilingkungan institusi pendidikan dasar. Juga diungkapkan penerapan manajemen terhadap profesionalisme seorang kepala sekolah dalam menghadapi tantangan, masalah dan peluang yang terkait dengan dunia pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap upaya peningkatan profesioanalisme kepala sekolah. Tertatanya manajemen dalam sebuah institusi pendidikan akan meningkatkan profesionallisme kepala sekolah dan meningkatkan kinerja guru.

Metode Penelitian
Penelitian ini berfokus kepada mengungkap peranan manajemen dalam pengembangan profesionalisme kepala sekolah, yang meliputi manajemen pendidikan mulai dari perencanaan sampai dengan pengembangan dan peranannya dalam pengembangan profesionalisme kepala sekolah. Untuk mengungkapkan secara rinci dan mendalam permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian studi kasus dengan model studi kasus observasi. Data yang digunakan dalam artikel ini adalah hasil dari pengalaman dan pengamatan penulis yang selama ini adalah guru disebuah institusi pendidikan.  

Hasil dan Pembahasan
Dalam operasionalnya di sekolah, manajemen pendidikan dapat dilihat sebagai gugusan-gugusan tertentu. Gugusan gugusan ini selanjutnya disebut sebagai manajemen pendidikan.
 Bidang bidang manajemen pendidikan dalam beberapa sumber terdapat beberapa perbedaan pendapat. Secara singkat penulis kutipkan sebagai berikut:
1.    Dr. Hadari Nawawi (Gunung Agung, 1981):
Disebutnya sebagai manajemen operatif (management of oprative function). Kegiatannya meliputi:
a.    tata usaha
b.    perbekalan
c.    kepegawaian
d.   keuangan
e.    hubungan masyarakat (humas)
2.    Drs. Edi Suardi ( Proyek Paket Buku Depdikbud, 1982).
Kegiatan manajemen sekolah meliputi:
a.    tatalaksana kurikulum
b.    tatalaksana murid
c.    tatalaksana umum
d.   tatalaksana keuangan
e.    tatalaksana personel
f.     tatalaksana sarana material
g.    komunikasi intern dan ekstern
3.    Direktorat Sarana Pendidikan
Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Sekolah Menengah, ruang lingkup manajemen sekolah meliputi:
a.    program pengajaran
b.    murid/ siswa
c.    epegawaian
d.   keuangan
e.    perlengkapan
f.     surat menyurat
g.    perpustakaan
h.    pembinaan kesiswaan
i.      hubungan sekolah dengan masyarakat
Dari beberapa sumber dan pendapat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan yang relevan dengan yang dimaksud dengan manajemen pendidikan. Bidang-bidang manajemen tersebut adalah:
a.    manajemen kurikulum
b.    manajemen kesiswaan
c.    manajemen personalia
d.   manajemen sarana pendidikan
e.    manajemen tatalaksana sekolah
f.     manajemen keuangan
g.    pengorganisasian sekolah
h.    hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kedelapan hal tersebut boleh dikatakan sebagai 8 komponen manajemen pendidikan disekolah.
I.          Manajemen Kurikulum
Banyak pendidik yang beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana pendidikan dan pengajaran atau lebih singkat lagi disebut dengan program pendidikan.
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Organisasi kurikulum sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula (Prof.Dr. Nasution, 80).
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta  panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta  panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
a.         Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b.        Beragam dan terpadu
     Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c.         Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,  teknologi, dan seni
     Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.        Relevan dengan  kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan   melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan  kemasyarakatan, dunia usaha dan  dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,  keterampilan  berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e.         Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f.         Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g.        Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Manajemen kurikulum belum terealisasi sepenuhnya di sekolah dasar karena masih banyak kepala sekolah dan guru yang belum memahami kurikulum khususnya kurikulum tingkat satuan pendidikan. Masih banyak guru yang belum memiliki manajemen kurikulum seperti program tahunan, program semester, silabus, dan rpp.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kepala sekolah dan guru tidak memahami manajemen kurikulum antara lain:
1.    pendidikan kepala sekolah yang masih rendah, rata-rata tamatan SPG
2.    kurangnya sosialisasi tentang kurikulum dari pihak terkait
3.    pengangkatan kepala sekolah tidak sesuai dengan porsinya
4.    sudah terbiasa dengan metode konvensional
Keadaan ini sangat menyedihkan karena akan mengurangi mutu pendidikan itu sendiri, sehingga nantinya dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dalam hal ini orangtua siswa terhadap pendidikan.
II.          Manajemen Kesiswaan
 Manajemen kesiswaan menunjuk kepada pengelolaan atau kegiatan yang berhubungan dengan siswa semenjak dari penerimaan siswa baru sampai dengan kelulusan siswa tersebut. Ada beberapa manajemen kesiswaan yaitu:
a.    Penerimaan siswa baru
Menurut Drs. Ismed Syarief Cs. (1976:25-30) langkah-langkah penerimaan siswa baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
1.        membentuk panitia penerimaan siswa baru
2.        menentukan syarat pendaftaran siswa baru
3.        menyediakan formulir pendaftaran
4.        pengumuman pendaftaran siswa baru
5.        menyediakan buku pendaftaran
6.        waktu pendaftaran
7.        penentuan siswa yang diterima
b.    Pencatatan murid dalam buku induk
 Siswa yang baru diterima di sebuah sekolah segera dicatat dalam buku besar yang biasa disebut dengan buku induk atau buku pokok.  Buku induk merupakan kumpulan daftar nama siswa sepanjang masa dari sekolah tersebut.
Disamping indentitas murid, dalam buku induk juga berisi prestasi siswa dari tahun ke tahun selam siswa tersebut belajar disekolah tersebut. Catatan daam buku induk harus bersih, jelas dan ini merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang penggarapannya bisa diserahkan kepada bagian tata usaha jika sekolah tersebut memiliki tata usaha.
Pencatatan siswa dalam buku induk merupakan suatu bentuk pengorganisasian data siswa, sehingga pada suatu saat siswa ataupun pihak lain memerlukan data siswa, maka tinggal melihat buku induk.
Hal ini sangat bertentangan dengan kenyataan dilapangan, banyak sekolah yang tidak pernah mengisi buku induk. Alasan yang paling sering ditemukan adalah kurangnya tenaga administrasi disekolah tersebut, sehingga perkembangan sekolah tersebut tidak dapat diukur setiap tahunnya.
Buku induk disekolah sangat dibutuhkan karena dengan adanya buku induk pihak sekolah atupun pihak lain yang berkepentingan terhadap sekolah tersebut bisa melihat secara langsung perkembangan sekolah tersebut dari tahun ke tahun.
c.    Buku klaper
 Buku klaper berfungsi sebagai buku untuk membantu buku induk yang memuat data murid yang penting-penting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan mencari data murid, karena dalam buku klaper nama siswa disusun menurut abjad.
d.   Tata tertib sekolah
 Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan kebudayaan tanggal 01 Mei 1974, No.14/U/1974, tata tertib sekolah ialahketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya.
Siswa di sebuah sekolah berkewajiban mentaati tata tertib sekolah yang dibuat oleh pihak sekolah karena peraturan tersebut merupakan bagian dari sistem sekolah dan bukan sekedar sebagai kelengkapan sekolah. Dalam prakteknya sehari-hari aturan tata tertib yang dikeluarkan oleh pihak terkait tersebut perlu dijabarkan dan diperinci sejelas-jelasnya dengan harapan tidak ada pengertian ganda.
Sekolah yang ingin mutu pendidikannya meningkat maka sekolah tersebut perlu meningkatkan disiplin siswa dan tenaga pendidiknya. Dengan disiplin yang tinggi dengan sendirinya akan terjadi persaingan alami yaitu yang dapat bertahan adalah siswa yang memiliki disiplin yang tinggi.
III.          Manajemen Kepegawaian
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap mutu sebuah sekolah adalah guru, karena gurulah orang yang berhadapan langsung dengan siswa, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi agar siswa terus menerus semangat belajar.
Kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh guru secara efektif dan efesien agar tujuan pendidikan disekolah tersebut tercapai secara optimal. Ada beberapa bentuk administrasi yang perlu disediakan sekolah yang berhubungan dengan pegawai yang nantinya dapat menunjang manajemen kepala sekolah dalam mengambil keputusan.
a.    Daftar personel
Daftar personel memuat identitas atau keterangan lengkaptentang diri pegawai atau karyawan yang bersangkutan baik itu guru maupun tenaga administratif. Data personel ini memuatidentitas pribadi dan data kepegawaian personel tersebut. Hal ini memudahkan kepala sekolah dalam memantau perkembangan personel yang dimilikinya.
Biasanya diruang kepala sekolah juga terpampang daftar nama-nama personel dipapan tulis. Daftar ini lebih bersifat sebagai daftar pembagian tugas guru, walaupun didalamnya juga terdapat identitas pegawai yang bersngkutan.
b.    Daftar hadir
 Kehadiran guru dan pegawai disebuah sekolah adalah suatu hal yang mutlak demi keberhasilan tujuan pendidikan. Daftar hadir guru ini bisa dijadikan sebagai alat kontrol oleh kepala sekolah, dengan memeriksa daftar hadir guru maka kepala sekolah dapat menghitung persentase kehadiran guru.
Dengan demikian kepala sekolah dapat menentukan program yang akan diberikan kepada guru yang bersangkutan berdasarkan persentase kehadiran guru yang bersangkutan. Dan yang lebih penting lagi kepala sekolah dapat mengukur apakah alokasi waktu yang diberikan kepada guru yang bersangkutan selama satu semester dapat dipenuhi oleh guru tersebut.
c.    Daftar konduite
 Daftar konduite adalah daftar yang berisi penilaianterhadap pegawai yang dibuat oleh pimpinan atau atasan. Kepela sekolah memiliki wewenang untuk membuat daftar konduite.
Kepala sekolah berkewajiban untuk membina dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan kepada guru maupun manajemen disekolah. Kebanyakan Pegawai Negeri Sipil menganggap daftar konduite dibuat hanya untuk dilampirkan sebagai persyaratan kenaikan pangkat.
Menurut Drs. Ismet Syarief dkk (1976:44) ada beberapa hal yang penting untuk dinilai terhadap bawahan, yaitu:
1.    Kemampuan kerja
2.    Kerajinan
3.    Kepatuhan disiplin kerja
4.    Rasa tanggung jawab terhadap tugas negara
5.    Hubungan kerja sama
6.    Kelakuan didalam dan di luar dinas
7.    Prakarsa
8.    Kepemimpinan
9.    Pekerjaan pada umumnya
Penilaian terhadap pegawai negeri sipil diatur oleh pemerintah dengan nama daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3), unsur unsur yang dinilai adalah:
1.    Kesetiaan
2.    Prestasi kerja
3.    Tanggung jawab
4.    Ketaatan
5.    Kejujuran
6.    Kerjasama
7.    Prakarsa
8.    Kepemimpinan
Unsur kepemimpinan disini hanya dinilai bagi pegawai yang berpangkat pengatur muda (golongan II/a) ke atas yang memangku suatu jabatan.
d.   Usulan kepegawaian
 Pada prinsipnya suatu usul kepegawaian merupakan penghargaan terhadap pegawai yang bersangkutan yang telah memenuhi persyaratan tertentu (Drs. Ismed Syarief Cs. 1976:45)
Beberapa usul kepegawaian yang pokok adalah:
1.        Usul kenaikan gaji berkala
2.        Usul kenaikan pangkat
3.        Usul pengangkatan dalam jabatan tertentu
4.        Usul atau permohonan cuti
5.        Usul pemberian pensiun
6.        Usul pemberhentian pegawai
IV.          Manajemen Tatalaksana Sekolah
Ada beberapa jenis tatalaksana sekolah yaitu:
a.    Surat dinas dan buku agenda
Surat menyurat sekolah dilakukan dalam rangkaian manajemen sekolah dan realisasi program sekolah dapat disebut sebagai surat dinas. Baik surat masuk dan surat keluar harus dicatat atau diinventarisir dan didokumentasikan disertai dengan arsip-arsip nya.
Hal-hal yanng perlu dicatat dalam agenda surat masuk ialah:
1.        Nomor urut surat
2.        Tanggal diterima
3.        Tanggal dan nomor surat yang diterima
4.        Pihak pengirim
5.        Pokok isi surat
6.        Keterangan
Dalam agenda surat keluar yang perlu dicatat ialah:
1.        Nomor urut surat keluar
2.        Tanggal surat keluar
3.        Alamat tujuan surat
4.        Pokok isi surat
5.        keterangan
b.    buku ekspedisi
Kegunaan buku ekspedisi adalah untuk pembuktian bahwa sebuah surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamatnya atau orang (petugas) yang diserahi tanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam buku ekspedisi yaitu:
a.    nomor surat
b.    alamat yang dituju
c.    tanggal penerimaan
d.   tanda tangan dan nama terang penerima
c.    buku catatan rapat sekolah (notulen)
 Rapat sekolah  sering juga disebut rapat dewan guru atau rapat guru perlu dicatat baik prosesnya maupun keputusan rapat itu sendiri. Keputusan rapat adalah landasan berpihak dalam melaksanakan segala sesuatu disekolah.
Menurut sifatnya rapat dewan guru dapat dibagi menjadi rapat yang bersifat rutin dan insidental. Pencatatan proses dan keputusan rapat menggunakan sebuah buku yang disebut dengan buku notulen. Pencatatnya disebut dengan notulis yang ditunjuk oleh pemimpin rapat.
d.   Papan pengumuman
 Papan pengumuman merupakan media yang digunakan sebagai penyampaian informasi. Pengumuman ini dapat berupa instruksi, dan bagi guru yang sudah membacanya diwajibkan membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa guru tersebut sudah membaca pengumuman.
e.    Pemeliharaan gedung
 Pada dasarnya pemeliharaan gedung sekolah dan sarana prasaran lainnya adalah tanggung jawab kepala sekolah. Dalam pelaksannaannya seorang kepala sekolah boleh menunjuk kepada seorang pegawai untuk menjaga dan mengawasi agar bangunan sekolah tersebut tetap baik dan terawat.
Agar perwatan dan pemeliharaan gedung dan sarana prasarana sekolah dapat berjalan dengan baik , maka perlu diadakan pemeriksaan berjadwal. Disamping adanya juga pemeriksaan insidentil atau tiba-tiba.
Dalam hal perbaikan gedung sarana dan prasarana sebaiknya diatur dengan jadwal yang baik, agar tidak mengganggu proses belajar mengajar disekolah, kecuali untuk perbaikan total.
f.     Pemeliharaan perlengkapan sekolah
 Perlengkapan sekolah umumnya terdiri atas perabot, alat peraga, alat laboratorium, buku-buku perpustakaan, dan lain lain yang memerlukan perwatan agar selalu dapat dipergunakan untuk mendukung proses belajar mengajar. Seluruh perlengkapan sekolah ini harus diperiksa baik secara berkala atau insidentilagar kepala sekolah dapat menentukan sikap untuk perbaikan atau mengusulkan perbaikan kepada pihak yang berwenang.
g.    Kegiatan manajemen yang di didindingkan
 Kegiatan ini adalah kegiatan pendataan yang kemudian hasilnya dipasang atau ditempelkan pada dinding kelas maupun dinding kantor guru atau kantor tata usaha. Berikut ini adalah beberapa hal yamg penting untuk didindingkan yakni :
1.    Data murid untuk tahun ajaran yang berlaku
2.    Susunan pengurus OSIS periode tahun tertentu.
3.    Daftar pengurus kelas
4.    Daftar kelompok tugas (piket kelas)
5.    Daftar kelompok belajar
V.          Manajemen Sarana Pendidikan
 Ditinjau dari fungsi dan peranannya dalam menunjang proses belajar mengajar, maka saran pendidikan dibedakan menjadi 3 macam:
a.    Alat pelajaran
b.    Alat perga
c.    Media pengajaran (Dra. Suharsimi AK, 1979:9 dst)
Selanjutnya menurut beliau (1979:80) diterangkan bahwa yang termasuk saran dan prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah dan perabot sekolah. Sedangkan pengertian alat peraga menurut Anwar yasin M.Ed. yang dikutip oleh Dra. Suharsimi,Ak. (1979:11) adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda yang sudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak samapai kepada yang konkrit.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal sarana dan prasarana anatar lain:
1.    Bangunan gedung untuk satuan pendidikan SD/MI memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik

2.    Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi ketentuan luas minimum
3.    Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:
o  koefisien dasar bangunan maksimum 30 %;
o  koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
o  jarak bebas bangunan gedung yang meliputi garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
4.    Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan berikut.
o  Memiliki struktur yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, 3 serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
o  Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.
Ada beberapa daftar yang sangat diperlukan di sebuah intitusi pendidikan yaitu:
a.    Daftar pembelian perabot/ pengadaan perabot
b.    Daftar penggunaan alat perga dan lain-lain
c.    Daftar penggunaan ruang praktikum/ laboratorium
d.   Daftar distribusi buku pegangan guru/ murid
e.    Kartu barang
f.     Kartu pemeliharaan mesin-mesin kantor
g.    Daftar pengeluaran barang-barang / alat-alat pakai
h.    Daftar barang inventaris milik negara

Simpulan dan Saran
Dalam dunia pendidikan manajemen dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas yang memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam suatu usaha mencapai tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pengetahuan manajemen adalah untuk mengelola institusi pendidikan tersebut agar lebih terorganisir dan transparan, sehingga masyarakat lebih percaya.
Berbagai kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, yang salah satunya adalah manajemen. Pada kenyataannya selama ini dalam pengelolaan manajemen, sekolah masih belum mampu melaksanakan dengan baik karena kurangnya sumber daya manusia.
Untuk itu di dalam penerapan manajemen itu sendiri diperlukan kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang efektif. Namun demikian perlu diidentifikasi faktor penghambat perubahan dan pengembangan organisasi sekolah, misalnya apakah para guru dan staf akan mendapat keuntungan dari penerapan manajemen tersebut. Selain itu untuk mengukur keberhasilannya harus dilihat dari perspektif yang lebih luas baik dari prestasi akademik maupun non akademik.

1 komentar: