BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan
bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Media dapat menyampaikan pesan yang kurang mampu guru ucapkan melalui
kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkritkan
dengan kehadiran media.
Menurut
Gagne (dalam Azhar, 2003:4) “bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari
buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, foto, gambar, grafik, televis,
dan komputer”. Disamping itu menurut Hamidjojo (dalam Azhar, 2003:4)
menjelaskan bahwa “media adalah sebagai semua bentuk perantara yang digunakan
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan, atau pendapat
yang dikemukakan itu sampai kepada penerima dengan baik”.
|
Mengingat
pentingnya media pembelajaran di atas, maka dituntut seorang guru agar mampu
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disajikan,sehingga
hal tersebut dapat meningkatkaan minat dan motivasivasi siswa dalam
pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Dalam Depdiknas (2006:271) menyatakan bahwa “Bidang
studi PKn juga merupakan bidang studi yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Untuk mencapai sasaran dan target di atas guru
harus mampu melaksanakan penataan alat, bahan, dan media atau sumber belajar
agar dapat dilihat dan mudah digunakan oleh siswa. Salah satu media yang dapat
digunakan pada pembelajaran PKn SD adalah media gambar, media ini termasuk
salah satu jenis media visual yang bermanfaat untuk mengkongkitkan hal-hal yang bersifat abstrak ke
dalam bentuk gambar atau foto, yang bisa menggambarkan perilaku yang baik dan
kurang baik, sebagai sarana pembentukan moral siswa.
Baugh
(dalam Azhar, 2003:9) “memperkirakan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar
seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh
melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya”.
Jadi dapat
kita ketahui betapa besarnya peranan media gambar untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SD. Namun dalam kenyataan yang ada
sekarang ini berdasarkan observasi di lapangan, media gambar jarang digunakan
sebagai media pembelajaran PKn, guru lebih sering menyajikan materi dengan
metode ceramah. Padahal
setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang
tinggi tentu sukar diproses oleh siswa, apalagi bagi peserta yang mempunyai
tipe belajar visual. Siswa akan cepat merasa bosan dan kelelahan disebabkan
penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami. Jadi guru harus mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan minat
belajar siswa yaitu dengan menggunakan media gambar.
Dilihat
dari hasil observasi yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Negeri No. 100020 Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten
Padang Lawas Sumatera Utara bahwa guru belum memanfaatkan media yang sesuai dalam menyajikan suatu
materi pembelajaran PKn, sehingga hal ini menyebabkan peserta didik kurang
termotivasi dan kurang memahami konsep pembelajaran yang disajikan, hal ini
tergambar dari hasil belajar peserta didik
pada saat evaluasi setelah
pembelajaran berakhir hanya mencapai nilai rata-rata 5,3 pada materi yang di ajarkan, sedangkan standar nilai di sekolah itu adalah 6,5 jadi nilai yang di capai masih di bawah standar .
Berdasarkan
uraian yang dikemukan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas “ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PKN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS II PADA SD NEGERI No.
100020 SIBUHUAN KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS SUMATERA UTARA”
”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti secara
umum akan membahas tentang “Bagaimana penggunaan media gambar pada pembelajaran
PKn di SD Negeri No. 100020 Sibuhuan
Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara?”
Permasalahan
tersebut di atas dibahas lagi secara khusus mengenai:
1. Bagaimana merancang rencana pembelajaran
PKn dengan menggunakan media gambar di kelas II SD?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan
menggunakan media gambar di kelas II SD?
3. Bagaimana penilaian dari pembelajaran PKn dengan
menggunakan media gambar di kelas II SD?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penggunaan media gambar pada pembelajaran PKn. Secara khusus,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan bentuk rencana
pembelajaran PKn dengan
menggunakan media gambar di kelas
II SD.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran PKn
dengan menggunakan media gambar di kelas II SD.
3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa pada
pembelajaran PKn dengan menggunakan media gambar di kelas II SD.
D. Manfaat Penilitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran PKn di SD khususnya pembelajaran dengan tema
kedisiplinan.
Secara praktis, hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi guru dan peneliti sebagai berikut:
1.
Sebagai pedoman bagi guru dalam
memilih media yang tepat dalam pembelajaran PKn di kelas II SD.
2.
Untuk meningkatkan keterampilan
guru dalam menggunakan media gambar pada pembelajaran PKn di kelas II SD.
3.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn
dengan tema kedisiplinan di kelas II
SD
4.
Menambah wawasan penulis dalam mengetahui penggunaan media
gambar pada pembelajara Pkn di kelas II
SD.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di
Sekolah Dasar.
a. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar.
Pembelajaran PKn di SD akan berhasil dengan
baik apabila guru memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD
berkisar antara 7 sampai dengan 11 tahun. Menurut Piaget dalam (http://suryo.worpress.com/2008/02/01) bahwa “Perkembangan anak usia Sekolah Dasar tersebut
termasuk dalam kategori operasional kongkrit, pada operasional ini anak
dicirikan dengan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang
logis”.
Hal senada juga dikemukakan oleh Santi
(2006:1.52) bahwa :anak pada usia 6-12 tahun disebut juga sebagai tahap
operasional nyata, hal ini ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang
baik, para psikologi menyebut juga sebagai masa tenang. Karena proses
perkembangan emosional anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan
kemampuan individu. Perolehan pengetahuan diperoleh dengan induksi (pengamatan
dan percobaan), walaupun sudah menggunakan penalaran dan logika.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa siswa pada usia ini sangat membutuhkan media pembelajaran
sebagai perantara dalam memperoleh pengetahuan.
|
b.
Pengertian PKn
Pengertian PKn menurut Aziz (1997:112) menyatakan bahwa “Pendidikan
kewarganegaraan merupakan wahana menyiapkan, membina, dan mengembangkan
pengetahuan serta kemampuan dasar peserta didik yang berkenaan dengan hubungan
antara warga negara dengan negaranya”. Senada dengan pendapaat diatas Depdiknas
(2006:271) mengemukakan: “pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945”.
Bedasarkan pendapat para ahli di atas,
terlihat bahwa PKn merupakan usaha untuk membekali siswa dengan kemampuan dan
keterampilan dasar agar tumbuh menjadi pribadi yang baik.
c. Tujuan Pembelajaran PKn
Menurut Depdiknas (2006:271) menyatakan bahwa
PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan
keratif dalam menaggapi isu kewarganegaraan,
2. Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi,
3. Berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dangan bangsa-bangsa lainnya,
4. Berinterksi dengan bangsa-bangsa lain
dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Winataputra
(2006:428) menyatakan tujuan PKn adalah untuk mengembangkan potensi individu
warga Negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, posisi dan keterampilan
kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara
cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakata,
berbangsa dan bernegara di Indonesia
Jadi dapat disimpulkan
bahwa tujuan pembelajaran PKn
SD adalah untuk membekali siswa dengan kemampuan
dan keterampilan dasar agar dapat tumbuh menjadi pribadi menurut norma-norma
yang ada.
d. Ruang Lingkup PKn
Menurut
KTSP (2006:271) menyatakan bahwa ruang lingkup pembelajaran PKn adalah sebagai
berikut: “1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, 2) norma, hukum dan peraturan, 3)
hak azazi manusia, 4) kebutuhan warga negara, 5) konstitusi, 6) kekuasaan dan
Politik, 7) pancasila, 8) globalisasi”.
Sedangkan menurut Aziz (2007:31) menyatakan bahwa ruang
lingkup PKn adalah pemahaman dan pengamalan serta penerapan konsep, nilai,
moral, norma pancasila, hak dan kewajiban warganegara untuk kepentingan: kehidupan sehari-hari dan dasar pendidikan di
SLTP.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pembelajaran PKn SD
adalah persatuan dan kesatuan bangsa, norma, hukum dan peraturan, hak azazi
manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan dan politik,
pancasila dan globalisasi.
2.
Media pembelajaran
a.
Pengertian Media pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar, juga dapat dikatakan bahwa media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut beberapa para
ahli antara lain menurut Ahmad (1997:3) mengatakan bahwa “media adalah segala
sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk
memproses komunikasi (proses belajar mengajar)”. Lebih lanjut Arief (2003:6)
menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun
audiovisual serta peranannya.
Istilah media digunakan juga dalam bidang pembelajaran atau pendidikan
sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Rossi (dalam Wina, 2006:63) “ menyatakan bahwa
media pengajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pengajaran seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya”.
Dari
beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran
dalah segala jenis sarana pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam
proses belajar mengajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran mempunyai arti tersendiri dalam proses belajar
mengajar (PBM), yakni untuk mewujudkan situasi yang kondusif sehingga dapat
menumbuhkan minat belajar siswa, karena dengan melihat dan mempergunakan maka
perhatian siswa akan lebih terfokus pada pembelajaran sehingga penggunaan media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
b.
Fungsi Media pembelajaran
Penggunaan media pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifitasan pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada
saat itu. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap-sikap kepada siswa, agar siswa dapat menangkap, memahami dan memiliki
pesan-pesan dan makna yang disampaikan.
Menurut Mulyani (1999:178) mengemukakan beberapa fungsi media sebagai
berikut: “(1) alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif, (2) bagian integral dari keseluruhan dari situasi mengajar, (3) meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dan konsep yang
abstrak sehingga bisa mengurangi pemahaman yang bersipat verbalisme, (4)
membangkitkan motivasi belajar siswa, (5) mempertinggi mutu belajar mengajar”.
Derek (dalam Mulyani, 1999:179) menyebutkan fungsi media pembelajaran
adalah : “ (1) membangkitkan motifasi belajar, (2) mengulang apa yang sudah
dipelajari, (3) meyediakan stimulus belajar, (4) mengaktifkan respon siswa, (5)
memberikan balikan dengan cepat atau segara, (6) menggalakkan latihan yang
serasi”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran
merupakan alat bantu untuk memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa dapat membangkitkan minat belajar siswa serta memudahkan siswa
untuk memahami materi yang disampaikan.
c.
Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Encyclopedia of Educational Researceha
(dalam Azhar, 2003:25) menyatakan manfaat media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. meletakkan dasar-dasar yang komplit untuk
berpikir oleh karena itu mengurangi verbalitas,
2. memperbesar perhatian siswa,
3. meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap,
4. memberikan pengalaman nyata yang dapat menimbulkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa,
5. menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiniu,
melalui gambar hidup,
6. membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa,
7. memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.
Sedangkan menurut Sudjana (dalam Azhar,
2003:25) mengemukakan bahwa manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: “(1) dapat menarik
perhatian siswa sehingga meningkatkan motifasi belajar, (2) mempermudah siswa
memahami dan menguasai materi pembelajaran, dan mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran, (3) dapat memvariasikan
metode mengajar sehingga siswa tidak bosan dalam pembelajaran yang
sedang berlangsung, (4) dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa
dalam belajar”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian siswa serta menimbulkan motivasi belajar sehingga dapat memperlancar
dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
d.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media yang dapat digunakan guru dalam
pembelajaran PKn sangat banyak jenisnya. Menurut
Syaiful (2006:124) mengklasifikasi media pembelajaran menjadi:
1.
media Auditif : Media auditif
adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,
casset recorder, piringan hitam dan sebagainya,
2.
media
visual : Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yan gmenampilkan gambar diam seperti film strip
(flam rangkai), slides(flam bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan,
3.
media audiovisual : media
audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar seperti
televisi,
video cassette dan sebagainya.
Sedangkan menurut Seels (dalam azhar
2003:33) membagi media antara lain: ”(1) Visual diam yang diproyeksi, (2)
audio, (3)penyajian multi media, (4) visual dinamis yang diproyeksikan, (5)
permainan, (6)Visual tak diproyeksi Yang termasuk ke dalam kelompok media ini,
antara lain: (a) Grafik, (b) Chart atau bagan, (c) Peta, (d) Diagram, (e)
Poster, (f) Karikatur, (g) Komik, (h) gambar mati, (i) Fhoto”
Jadi dapat diketahui bahwa banyak sekali
jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn SD
seperti media auditif, media visual dan media audio visual.
3.
Media gambar
a.
Pengertian Media Gambar
Media gambar sangat penting digunakan dalam pembelajaran usaha memperjelas
pengertian kepada siswa. Menurut Wiryawan (dalam Mulyani, 1999:183) “menyatakan
bahwa media gambar adalah gambar yang mengkomunikasikan pesan secara singkat”.
Senada dengan pendapat Ahmad (1997:76) bahwa dengan menggunakan media gambar
pengalaman dan pengertian siswa menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah
dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi siswa. Sedangkan
menurut Nana (1997:13) “media gambar adalah media visual dasar atau media
pandang berbentuk dua dimensi yang dapat mengungkapkan fakta atau informasi”.
Dengan demikian media gambar merupakan sarana
yang dapat membantu proses belajar mengajar, sarana itu mencapai proses
pembelajaran siswa dan dapat membuat pembelajaran menarik dan relatif lebih
mudah. Media gambar dapat membantu siswa dan guru untuk menciptakan proses
pembelajaran lebih baik jika dipakai dengan tepat.
Semua gambar mempunyai arti, ukuran dan
tafsiran sendiri karena itu gambar dapat digunakan sebagai media pembelajaran
dan mempunyai nilai-nilai pembelajaran bagi siswa dan memungkinkan belajar
secara efisien di sekolah karena menggunakan berbagai macam metode dan
banyaknya materi yang kurang mampu dikuasai siswa melalui daya nalar mereka,
maka digunakan media gambar untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
b.
Langkah-langkah penggunaan
media gambar
Dalam
menggunakan media gambar dalam
pembelajaran ada langkah-langkah tersendiri dalam penggunaannya seperti
yang diungkapkan dalam http://209.85.175.104/searc?q=cachefwfl8cibNcJ
:www.umm.ac.id. Menyatakan bahwa penggunaan media gambar ini
memiliki beberapa langkah yaitu:
1.
menyiapkan bahan-bahan yang
digunakan,
2. menugaskan siswa untuk menyiapkan bahan-bahan yang
digunakan dalam proses belajar mengajar,
3. memperagakan gambar-gambar sehingga dapat dilihat
dengan jelas oleh semua siswa,
4. guru meminta siswa mengomentari gambar yang telah diperagakan
dan siswa yang lain
5. diminta memberikan tanggapan terhadap komentar
tersebut,
6. guru menjelaskan materi pelajaran melalui media
yang telah disiapkan sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang
menjadi target harapannya,
7. guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus
menindak lanjuti dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya
penguasaan materi pelajaran PKn.
Hal senada juga dikemukakan oleh Efrijon ( dalam Enidar 2006:10) bahwa langkah-langkah penggunaan media gambar adalah
sebagai berikut: 1) memberikan kata pengantar atau pendahuluan, 2) menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 3) mengoperasikan media menurut
tekniknya, melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, 4) meminta
pendapat-pendapat siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media gambar memiliki langkah-langkah antara lain menyiapkan bahan yang akan
digunakan, menugaskan siswa juga mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar , memperagakan gambar di depan kelas, meminta siswa mengomentari gambar,meminta
siswa lain menanggapi komentar teman, menjelaskan materi melalui media gambar,
menyimpulkan pembelajaran dan memberikan evaluasi
c. Fungsi Media Gambar Dalam Pembelajaran
Media gambar dapat menghidupkan gagasan abstrak
dan dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Levie (dalam
Azhar 2003:17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media
gambar yaitu:
1. Fungsi atensi yaitu : Menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepadaisi pelajaran yang
berkaitan dengan makna gambar yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran,
2. Fungsi afektif yaitu dapat dilihat dari
tingkat kenikmatan siswa ketika belajar. Atau membaca teks yang bergambar,
3. Fungsi kognitif mempeerlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar,
4. Fungsi konfensatoris yaitu untuk membantu
siswa lemah dan lambat meneriam dan
memahami pelajaaran yang disajikan secara verbal.
Basuki (dalam Desi 2006:14) mengemukakan
beberapa fungsi media gambar adalah sebagai berikut: “1) mengembangkan
kemampuan visual, 2) mengembangkan imajinasi siswa, 3) membantu meningkatkan
penguasaan siswa terhadap hal-hal abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin
dihadirkan dalam kelas, 4) mengembangkan kreativitas siswa”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
fungsi media gambar adalah untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa
terhadap materi yang disajikan dan media gambar juga sangat membantu siswa yang
tidak memahami pelajaran yang disajikan secara verbal sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
d. Kelebihan Media Gambar.
Beberapa kelebihan media gambar yang
dikemukakan oleh arief (2003:30) antara lain:
1. sifatnya konkrit. Gambar lebih realistis
menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal,
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan
pengamaatan kita,
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalah pahaman,
5. Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Hal senada juga
diungkapkan oleh Nana (1997:71) bahwa kelebihan dasri penggunaan media gambar
adalah:
a) mudah
dimanfaatkan di dalam kegiatan belaajaar mengajar, b) harganya relatif murah
dari jenis media pengajaran lainnya, c) gambar dapat menterjemahkan konsep atau
gagasan yang abstrak menjadi lebih realistik, d) gambar dapat digunakan dalam
banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
kelebihan-kelebihan dari penggunaaan media gambar adalah media gambar lebih
realistis menunjukkan pokok masalah dibendingkan media verbal, dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu dan harganya lebih murah serta mudah didapat.
4.
Hasil Belajar
Terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang merupakan suatu hasil
kongkrit yang diperoleh dalam pembelajaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Hamalik (1993:21) bahwa “hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pertanyaan baru, perubahan
dalam tahap kebiasaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat
sosial, emosional dan perubahan jasmani”.
Hasil belajar siswa juga dapat
dilihat dari kemampuannya dalam mengingat pelajaran yang telah disampaikan
selama pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut bisa menerapkannya dan mampu
memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Purwanto (1996:18)
bahwa “hasil belajar siswa dapat ditinjau dari beberapa hasil kognitif yaitu
kemampuan siswa dalam pengetahuan (ingatan), pemahaman, penerapan (aplikasi),
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku kearah
yang lebih baik dilihat dari segi hasil kognitif, pemahaman, dan aplikasinya
B. KERANGKA TEORI
Media gambar merupakan media visual yang
dapat digunakan dalam pembelajaran PKn dengan tema kedisiplinan di Sekolah Dasar. Penggunaan
media gambar ini dalam pembelajaran PKn dengan tema kedisiplinan akan membuat
siswa dapat melihat, memperhatikan dan menyaksikan sendiri secara visual tanpa
harus banyak mendengarkan penjelalasan materi melalui media verbaal guru.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran
PKn dengan tema kedisiplinaan bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran PKn di
Sekolah Dasar. Adapun langkah-langkah dari penggunaan media gambar ini dalam pembelajaran
PKn dengan tema kedisiplinan adalah
menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran dan memajangkan
gambar mengenai tema kedisiplinan di
depan kelas.
Siswa mengamati gambar yang telah dipajang
di depan kelas dan diminta untuk mengomentarinya. Komentar yang diberikan akan ditanggapi oleh
temannya yang lain sehingga dalam pembelajaran terjadi interaksi tanya jawab
antara siswa dengan guru ataupun antara sesama siswa. Proses tanya jawab
tersebut akan membuat siswa menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
Langkah selanjutnya adalah guru menjelaskan materi pelajaran melalui
media gambar yang telah dipajang di depan kelas
Kegiatan pembelajaran dilanjutkaan
dengan membimbing siswa dalam
menyimpulkan pembelajaran. Pada tahap akhir pembelajaran siswa diberi
kesempatan untuk menanyakan tentang materi pelajaran yang belum diketahuinya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1.
Tempat
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri No. 100020 Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara
2.
Subjek
Penelitian adalah guru dan siswa kelas II SD Negeri No. 100020 Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten
Padang Lawas Sumatera Utara,
dengan jumlah siswa 40 orang, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 22 perempuan.
3.
Waktu
penelitian dilaksanakn pada semester II tahun ajaran 2012/2013.
B. Rancangan Penelitian
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kealitatif.
Pendekatan ini berkenaan dengan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran
pada sutu kelas. Prosedur pelaksanaan penelitian ini mengiluti prinsip-prinsip
dasar penelitian tindakan secara umum. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas.
|
2.
Alur Penelitian
|
3. Prosedur Penelitian
Sebelum merencanakan tindakan maka peneliti
terlebih dahulu melakukan observasi ke SD Negeri No. 100020 Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara dengan berkolaborasi dengan guru kelas sebagai bentuk kerjasama
dengan pihak sekolah tempat peneliti mengadakan penelitian.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi (1) rencana tindakan,
(2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Dalam penelitian ini peneliti
memulai dari refleksi awal dan penjajakan yang digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan penelitian.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua siklus. Pada
setiap siklus empat kegiatan pokok, yakni: 1. perencanaan (planning), 2.
tindakan (action), 3. observasi (observing), 4. refleksi (revlection), (depdiknas, 2004: 19-22), berikut ini dikemukakan tahap-tahap
perencanaan sebagai berikut:
a.
Rencana tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti
bersama guru membuat rencana tindakan
yang akan dilakukan. Tindakan ini berupa pelaksanaan pembelajaran PKn dengan tema kedisiplinan dengan mengguankan media gambar di
kelas II SD. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan
pembelajaran yaitu dengan kegiatan berikut.
(1)
Menyusun rancangan tindakan
berupa model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal ini meliputi (a) tujuan
pembelajaran, (b) memilih dan menetapkan materi, (c) kegiatan belajar dan mengajar,
(d) memilih dan menetapkan media atau sumber belajar dan (e) evaluasi
(2) Menyusun indikator, dan kriteria
pembelajaran PKn dengan tema kedisiplinan.
(3) Menyusun data berupa pedoman observasi, catatan lapangan.
b.
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakaan ini dimulai
dari pelaksanaan pembelajaran PKn dengan tema kedisiplinan. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II satu
kali pertemuan dengan materi yang
berbeda. Kegiatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas sebagai obsever.
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi
antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan berikut
ini.
(1) Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
tema kedisiplinan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang dibuat.
(2) Guru
melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi, catatan lapangan.
(3) Peneliti
dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian melakukan
refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
Tahap pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 2
siklus. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus I dilaksanakan satu
kali peremuan . Fokus tindakan pada setiap siklus berupa penggunaan media
gambar pada pembelajarn dengan tema kedisiplinan bidang studi PKn di SD.
c.
Pengamatan
Kegiatan
pengamatan dilakukan oleh guru sebagai observer untuk mengamati aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar. Aktivitas siswa tersebut oleh observer pada
lembar pengamatan yang telah disediakan peneliti sebelum melaksanakan kegiatan
ini.
d.
Refleksi
Refleksi
dilakukan setiap satu tindakan berakhir.
Dalam tahap ini guru dan peneliti mengadakan diskusi terhadap tindakan yang
baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah 1) menganalisis tindakan yang
baru dilakukan, 2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan 3) melakukan intervensi, pemaknaan dan
penyimpulan data yang diperoleh.
Hasil
refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya,
dan dapat dimananfaatkan untuk menyusun simpulan terhadap hasil dari siklus
yang telah dilaksanakan.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah: (1) hasil tes akhir
setiap akhir tindakan (evaluasi), (2) hasil catatan pengamatan (observasi) yang
memuat catatan mengenai kegiatan pembelajaran baik yang berkenaan dengan guru
(peneliti) maupun yang berkenaan dengan siswa.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
adalah Siswa Kelas II SD Negeri No.
100020 Sibuhuan Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara dan proses kegiatan pembelajaran dengan tema kedisiplinan dengan menggunakan media gambar.
Perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan informasi, mendemostrasikan media
gambar dan melaksanakan evaluasi pada akhir pertemuan setiap siklus.
D. Instrumen Penelitian
Dalam
pengumpulan data diperlukan instrumen-instrumen sebagai berikut:
1.
Tes akhir tindakan
Tes ini diberikan pada setiap akhir dari
suatu tindakan pada setiap pelaksanaan siklus.
2. catatan lapangan, pada dasarnya berisi deskripsi atau paparan terhadap
tindakan peneliti sewaktu pembelajaran
3.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh orang yang
terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan tindakan ini
digunakan pedoman observasi untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Teknik ini dimaksudkan untuk mengamati
aktivitas peneliti dan siswa selama tindakan pelaksanaan.
E. Analisis Data
Data
yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis
data kualitatif yang ditawarkan oleh Miles (dalam
Ritawati 1992:18) yakni analisis
data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data
terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti
dengan penyajian data dan terakhir penyimpulan atau veritifikasi. Tahap
analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan
pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis
tersebut diuraikan berikut ini.
a.
Menelaah data yang telah
terkumpul baik melalui observasi, pencatatan, dengan melakukan proses
transkripsi hasil pengamatan, penyeleksian dan pemilihan data. Seperti mengelompokkan
data pada siklus satu, siklus dua dan seterusnya. Kegiatan menelaah data
dilakukan sejak awal data dikumpulkan.
b.
Reduksi data meliputi
pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang telah terkumpul diseleksi
dan dikelompok-kelompokkan dan diseleksi
sesuai dengan focus, data yang relevan dianalisis sedangkan yang tidak relevan
dibuang.
c.
Menyajikan data dilakukan
dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi, sehingga
diperolah sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran dengan tema kedisiplinan dengan menggunakan media gambar.
d.
Menyimpulkan hasil penelitian
dan triangulasi. Kegiatan ini merupakan penyimpulan akhir temuan penelitian,
diikuti dengan kegiatan triangulasi atau pengujian temuan penelitian. Kegiatan
triangulasi dilakukan dengan cara : (1) peninjauan kembali catatan lapangan,
dan (2) bertukar pikiran dengan ahli, teman sejawat, dan guru.
Analisis data dilakukan terhadap data yang
telah direduksi baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi.
Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar
dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai
informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan
atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.
F.
Jadwal
Penelitian
No
|
Nama
Kegiatan
|
Januari
|
Pebruari
|
Maret
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Perencanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perencanaan Tindakan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan dan observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perencanaan Tindakan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan dan observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Refleksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Penulisan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
RUJUKAN
Ariani, Desi. 2006.
Pengaruh Penggunaan Media Gambar Dalam
Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Padang: FIP UNP
Arsyad, Azhar. 2003 Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Depdiknas
2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Enidarwanis, Wati. 2006. Peningkatan Proses dan Hasil
Belajar IPS Melalui Media Visual di Kelas VI SD. Skripsi. FIP-UNP
Hamalik, Oemar. 1993. Metodik Belajar Dan Kesulitan Belajar. Bandung: ganesha
http://209.85.175.104/searc?q=cache-fwfl8cibNcJ:www.umm.ac.id. Download 16/03/2008
Isti
Rokhiyah. 1999. Pendidikan IPA di SD.
Jakarta: UT PGSD 2302 MODUL 3
M. Aziz, A.
Kosasih djahiri. 1997. Pendidikan
Pancasila. Jakarta: Rineka Cipta
M. Ngalim
Purwanto. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana,
Ahmad Riva’i. 1997. Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Bandung
Pendidikan kewarganegaraan
Kls II SD,Standar isi KTSP 2006, Jakarta: Erlangga.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sadiman, Arief.S. dkk. 2003. Media
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Garafindo Persada
Sumantri, Mulyani. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
_____________. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar